di bawah pinnicilium tua ini..

Sudah pukul 16.00, hanya kurang 30 menit lagi dari waktu perjanjianku bertemu lagi dengan sahabat kecilku, Adith. Dia berjanji akan kembali ke Indonesia hari ini, setelah 5 tahun menyelesaikan SMP dan SMA nya di Amerika. Kami berjanji akan bertemu disini, di bawah pinicillium tua ini, tempat favorit kami menghabiskan bermangkok-mangkok es krim coklat favorit kami, serta mengubur benda-benda kecil rahasia kami di antara akar-akarnya. Minggu lalu dia mengirimiku email singkat,,
tunggu aku di tempat biasa. ada sesuatu untukmu, jangan begitu terkejut melihat itu…
salam sayang untukmu…--dith
Aku tak tahu sesuatu apa yang bakal mengejutkanku nanti. Tapi dari kata-kata Adith di email itu, kurasa itu sesuatu yang mungkin akan bisa membuat bola mataku keluar dari rongganya. Tapi bisa saja si usil itu mengerjaiku, mungkin sesuatu itu hanya ijazah SMA’a dengan nilai nyaris sempurna tertera di dalamnya…pikirku sejak pertama membaca email itu sampai saat ini aku terduduk pasrah di bawah pinicillium tua ini. Kurasa kakiku mulai pegal saat hpku bergetar pelan dari dalam tas Mickeyku.
From : aadiiiithhh…
yangs,, kku daa nyampe airport.. gaa sabaar pengeeeen ketemuuuuu…misp iiiuh gelz……wait vooo meeee……^^
Yangs????bukan panggilannya untukku seperti biasanya…. but,whatever….batinku setelah menerima sms dari Adith. Setelah kututup flip hapeku, aku berjalan pelan ke arah kedai es krim di seberang jalan taman pinicillium ini sambil memasangkan headphone di telingaku.
“Hickz….mama ga mau beliin aku mainan itu. Padahal aku pengen banget Nda.” rengek Adith di kamarku sore itu setelah permintaannya membeli mainan baru tidak dikabulkan oleh mamanya. aku hanya melengos sedikit sebal, bagaimana tidak, pe.er sainsku belum kukerjakan sama sekali padahal besok harus ditunjukkan kepada guruku. Walaupun masih SD, aku sudah diajari orang tuaku untuk bertanggung jawab, terutama untuk pe.er-pe.erku.
“Masa ku musti nangis-nangis di mall baru dibeliin???Aku pengen banget dab…Thu mainan baru,,limited edition pula….” lanjutnya tanpa memperhatikan raut mukaku yang semakin tak jelas bentuknya karena masih terus tertekuk sebal.
“Ya udahlah Dith,,kamu beli pake tabungan kamu sendiri khan bisa….ga harus minta Tante Anggi buat beliin…” akhirnya aku mengalah meladeni rengekannya sebelum dia benar-benar meraung-raung di depanku hanya karena ocehannya tak kuperhatikan.
“Tapi thu mahal sist…Aku takut kalo entar tabunganku kurang gimana????” ucapnya setelah itu sambil menyeka air mata yang berleleran dan mengotori seluruh mukanya. Aku sebenarnya menahan tawa, bagaimana tidak, mukanya yang kotor. aku yakin dia belum cuci muka sejak pulang dari mall bersama mamanya tadi, semakin coreng moreng dengan air matanya sendiri. Bisa kau bayangkan wujudnya???? Hampir persis seperti kucing kehujanan yang bergeliatan di lumpur,,hihihihihi
“Kalo gitu,,kamu baik-baikin mama kamu..Siapa tahu dengan kamu jadi anak baik, Tante Anggi jadi mau beliin kamu maenan itu..”
“ Gitu ya???Jadi aku musti baik-baikin mama buat dapet maenan itu???? Makasiii sista…..Aku pulang dulu yaaa….” ujarnya setelah itu. Ia berlari menerjang pintu kamarku dan terus berlari sampai ke rumahnya tepat di depan rumahku.
“Siang sayangsss…..”tepuk seseorang di pundakku saat aku melamunkan masa kecilku dan Adith sambil mengulum es krim coklat batangan di bawah pinicillium. Saat ku tengok, aku mendapati sesosok wanita cantik tepat di belakangku. Rambut semi pirang, pipi pink merona, celana jins pendek, tank top ungu yang ditutupi dengan cardigan rajut berwarna senada..benar-benar pintar berdandan, hampir bertolak belakang denganku. Lihat saja penampilanku sore ini, celana jins hitam panjang, kaos oblong putih bernuansa Walt Disney, jaket hitam disertai dengan tas slempang Mickey belel. Sempurna,,bagai si gembel dan si perfect…pikirku mengasihani diriku sendiri.Tapi….siapa dia????
“Hm….kamu siapa ya?”tanyaku kaget.
“Ya ampun masa sii kamu lupa ma aku? Padahal baru ditinggal 5 tahun, kita khan juga sering email-emailan atopun smsan….”jawabnya sambil menepuk lenganku pelan. Mataku membundar mendengar jawaban centilnya. Maksud jawabannya itu dia…
“Aaaaadiiiiittthhh?” tanyaku terbata.
“Yeah….i think you know me as Adith..But,,since now,you must call me Judith,,because that’s my name now…”katanya ringan sambil membetulkan poni pirangnya yang menutupi wajah semi pualamnya. Kepalaku sedikit pusing mendengar itu. aku langsung ingat, sehari setelah Adith merengek karena tidak dibelikan mainan mamanya, aku mendengar Tante Anggi dan mamaku berbincang di taman belakang rumahku. Tante Anggi mengatakan bahwa mainan yang ingin dibeli Adith adalah Barbie keluaran terbaru yang bahkan aku tidak tahu bagaimana bentuknya. Saat itu, aku tidak begitu memperhatikan, tapi ternyata kelanjutan dari cerita itu cukup mengejutkanku. Dan kelanjutan itu ada di hadapanku sekarang.
“Tau gag sist…akhirnya aku seneng bisa nemuin diri aku sendiri yang hilang dulunya…3 tahun yang lalu aku operasi,,dan inilah diriku yang sebenarnya..Aku seneng banget Nda bisa jadi diri aku seutuhnya. Walaupun awalnya papa dan mama menentangku, tapi akhirnya mereka membebaskanku. Toh, ini juga demi kebahagiaanku sendiri.” ceritanya panjang lebar sambil menarik tanganku untuk duduk. Es krim di mulutku yang awalnya lembut,dingin dan manis berubah jadi pahit sepahit jamu. Mataku berkunang-kunang dan sebelum semuanya menjadi gelap, aku masih sempat mendengar teriakan Adith atau Judith atau siapalah orang asing di depanku itu…
“Nandaaaaaa…..”

Rewarded for : orang-orang yang mau mensyukuri keadaannya tanpa menjadi orang lain…..BE YOUR SELF GUYS…..^^

0 komentar:

Posting Komentar